Pancoran Pura Beji Yeh Bubuh, Diyakini Mampu Sembuhkan Penyakit Kulit, Dihuni Julit dan Naga Putih

TABANAN – Pantaubali.com – Beberapa Pura di Bali memang diyakini memiliki cerita magis dan memberikan anugrah kesembuhan bagi krama yang tangkil.Selain itu, diyakini juga ada penunggunya.Baik yang kasat mata,maupun tidak kasat mata.

Seperti di Pura Beji Yeh Bubuh di Desa Petiga Kangin, Banjar Petiga, Kecamatan Marga, Tabanan.

Menurut Jero Mangku Pura Beji Yeh Bubuh,Ni Nengah Seniati,kemarin (Rabu (7/7),menyampaikan, selain adanya sumber mata air dengan beberapa pancoran diyakini memiliki khasiat penyembuhan bagi krama terserang penyakit kulit khususnya.Di sumber mata air dengan telaga tersebut dihuni oleh penunggu berupa ikan jenis Julit berukuran lumayan besar dibanding ukuran Julit pada umumnya dan terkadang ada juga mucul Udang.Selain itu, ada juga penunggu tidak kasat mata yang berupa Naga Putih serta Tiga Ular disekitar Pura.

Baca Juga:  TP PKK Tabanan dan Provinsi Bali Berkolaborasi Atasi Stunting

“Di Pura tersebut (Pura Beji Yeh Bubuh) ada telaga disana ada ikan Julit,Udang dan ada beberapa penunggu yang hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu saja,berupa Naga Putih dan Tiga Ular Sabuk yang salah satu ular berwarna Hijau,” katanya.

Untuk kemunculan ikan Julit tidak begitu saja muncul,biasanya akan muncul jika pemedek yang tangkil membawa Tipat akelen serta beberapa butir telor Ayam maupun Bebek yang dihaturkan di telaga.Kemudian menurut Jero Mangku, maka Ikan Julit tersebut berlahan-lahan akan muncul menampakan dirinya untuk beberapa saat.

Baca Juga:  Setelah 7 Hari, Tim Gabungan Hentikan Pencarian Nenek 83 Tahun yang Hilang di Desa Tangguntiti

“Biasanya jika pemedek ingin melihat kemunculan ikan Julit tersebut, bisa membawa Tipat akelan dan beberapa telor Ayam maupun Bebek.Biasanya akan langsung muncul Julit tersebut,” jelasnya.

Sedangkan untuk penunggu penampakan Naga Putih biasanya tidak sembarang pemedek dapat melihatnya.Karena hanya orang-orang tertentu saja dapat melihat penampakannya.

“Naga itu (Penunggu Naga Putih) hanya tertentu saja dapat melihatnya,jadi tidak sembarangan.Kalau saya sendiri tentu dapat melihatnya dan bisa langsung menampakan dirinya, biasanya kemunculanya pada siang hari jam 12an,”Cetusnya.

Selain penunggu sumber Air ditelaga di Pura Beji Yeh Bubuh dengan beberapa pancoran tepat berapa di bawah telaga tersebut digunakan oleh pemedek untuk melukat.Di pancoran tersebut diyakini juga mampu menyembuhkan penyakit,berupa penyakit kulit.

Baca Juga:  Bupati Tabanan Hadiri dan Buka Dharma Santi Perayaan Nyepi Saka 1946

“Pancoran tersebut bisa menyembuhkan penyakit kulit seperti gatal-gatal.Bagi pemedek yang ingin tangkil dan nunas pelugraan bisa membawa banten berupa Pejati untuk di haturkan.Adapun proses persembahyangan, pemedek terlebih dahulu melukat di pancoran kemudian lanjut melakukan persembahyangan guna memohon kesembuhan,” paparnya.

Tidak ada pantangan apapun saat tangkil ke Pura Beji Yeh Bubuh.Jika dilihat sampai saat ini, pemedek yang datang dari Denpasar,Negara,Karangasem atau bisa dikatakan hampir dari sebagian Kabupaten di Bali sempat sembahyang dan melukat guna memohon kesembuhan.