12 Petani Tersambar Petir di Jembrana, 1 Orang Dinyatakan Meninggal

Sawah di Desa Budeng, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, tempat 12 petani panen semangka tersambar petir.
Sawah di Desa Budeng, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, tempat 12 petani panen semangka tersambar petir.

PANTAUBALI.COM, JEMBRANA – Sebanyak 12 orang petani yang sedang memanen semangka di Desa Budeng, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, tersambar petir. Satu orang diantaranya dinyatkan meninggal dunia, satu orang kritis dan dua lainnya mengalami luka berat.

Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Agus Riwayanto membenarkan adanya peristiwa tersebut, yang terjadi hari ini Sabtu (27/1/2024). Dalam kejadian tersebut, sedikitnya ada sebanyak 12 orang yang menjadi korban tersambar petir.

Adapun identitas 12 korban yakni Ni Wayan Suriati (58), I Ketut Wiasa (60), Ni Nyoman Ratni (60), Ni Nyoman Toni (65), Ketut Wati (46) Ni Luh Suratini (50) yang berasal dari Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo.

Baca Juga:  Raker Sahli Kepala Daerah Se-Provinsi Bali Dipusatkan di Jembrana

Kemudian, Ni Komang Ayu Sri Suparmi (39), Wayan Murdani (28) asal Desa Penyaringan. I Ketut Nalya (57) dan Ketut Sulasih (60) asal Desa Delodberawah. Made Sariani (51) asal Desa Mendoyo Dauh Tukad, dan Ni Kadek Suardani (49) asal Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo.

AKP Agus Riwayanto menuturkan, menurut keterangan salah satu korban. Peristiwa naas tersebut bermula pada saat 13 orang petani tiba dilokasi panen semangka sekitar pukul 13.30 Wita.

Setibanya dilokasi, para petani langsung melakukan panen semangka sebanyak 5 petak sawah. Namun, sekitar pukul 14.30 Wita turun hujan grimis, sehingga yang berhasil dipanen para petani hanya 3 petak sawah saja.

“Para pekerja (petani) berinisiatif untuk mencari tempat berteduh. Dimana, 12 orang berteduh di sebuah gubuk yang berada di tengah sawah. Sedangkan 1 orang berteduh di rumah warga yang berada disebelah timur sawah berjarak sekitar 25 meter,” ungkapnya.

Baca Juga:  Tiga Siswa Asal Jembrana Wakili Bali di Olimpiade Sains Nasional 2024

Kemudian, sekira pukul 15.00 Wita hujan yang turun semakain lebat. AKP Agus Riwayanto menjelaskan bahwa menurut keterangan salah satu korban, semua korban yang berada tidak mengetahui secara pasti kejadian yang menimpa mereka.

Lanjut AKP Agus Riwayanto, disaat tersadar, korban yang berjumlah 12 orang tersebut telah terpental beberapa meter diseputaran gubuk yang menjadi tempat meneduh para korban. Sementara 1 korban lainnya masih berada di atas gubuk.

“Menurut keterangan korban, bahwa ketika tersadar merasakan seluruh badan kaku dan tidak bisa digerakan serta melihat seluruh rekan-rekannya dalam keadaan tidak sadarkan diri di seputaran gubuk, ” terangnya.

Baca Juga:  Pelabuhan Perikanan Pengambengan Jembrana Dirancang Menjadi Destinasi Wisata Perikanan

Setelah korban dapat bergerak, korban langsung mengambil posisi duduk dan melambaikan tangan ke arah saksi I Gede Sumerta (50) dan I Ketut Mikayasa (47) asal Kelurahan Tegal Cangkring yang berada di mobil yang berada tidak jauh dari TKP.

Naasnya, pada peristiwa tersebut, satu (1) orang korban atas nama Ni Wayan Suriati dinyatakan meninggal dunia, kemudian, satu (1) orang korban atas nama I Ketut Wiasa saat ini dinyatakan kritis.

“Dua orang lainnya mengalami luka berat, serta 8 lainnya mengalami luka ringan, ” pungkasnya. (*)