Komisi IV DPRD Tabanan Tinjau Kesiapan RS Nyitdah

TABANAN – Pantaubali.com – RS Nyitdah kini sudah terakreditasi dalam melayani masyarakat. Dengan telah terakreditasi tersebut, maka RS UTD RS Nyitdah bisa melakukan kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Diharapkan kerjasama dengan pihak BPJS Kesehatan dapat segera ditindalanjuti sehingga bisa dilaksanakan mulai awal tahun 2020 mendatang. Hal tersebut terungkap saat kunjungan Komisi IV DPRD Tabanan ke UPTD RS Nyitdah, Selasa (10/12/2019).

Kunjungan komisi IV DPRD Tabanan ini dipimpin ketuanya I Made Suarta diterima Kepala Dinas Kesehatan dr. Nyoman Suratmika dan Kepala UPTD RS Nyitdah dr. Nyoman Wismabrata. Dewan sempat berkeliling ke ruangan dan bangunan yang ada di lokasi dengan luas 7 hektar tersebut.

Dewan berharap dengan telah terakreditasinya UPTD RS Nyitdah diharapkan pelayanan bisa lebih baik dan bisa dilakukan kerjasama dengan pihak BPJS kesehatan. Dengan demikian masyarakat akan mau berobat dan dirawat di RS Nyitdah. “Kami mendorong agar pelayanan RS Nyitdah segera optimal, apalagi sudah terakreditasi sehingga bisa kerjasama dengan BPJS Kesehatan,” tandas Suarta.

Dewan juga meminta agar pihak RS Nyitdah segera menindaklanjuti kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Selain itu juga membenahi pelayanan sehingga pasien merasa nyaman. Apalagi ada rencana bantuan dari BKK provinsi sebesar Rp 70 Milyar ditahun 2020 agar bisa digunakan untuk melengkapi sarana-prasarana yang kurang dari kondisi yang sudah ada saat ini.

Sementara itu, dr. Suratmika menjelaskan, dengan terakreditasinya UPTD RS Nyitdah maka proses kerja sama dengan BPJS sedang ditindaklanjuti. Dengan prediksi baru bisa kerja sama mulai 1 Januari 2020. Dikatakan , melihat kondisi UPTD RS Nyitdah saat ini dengan rencana jenis – jenis pelayanan yang sesuai dengan kemampuan Rumah Sakit yang dilihat dari jumlah tempat tidur, jenis dan kompetensi SDM, sarana, prasarana serta alat kesehatan yang tersedia saat ini sudah siap memberikan pelayana kepada masyarakat.

“Dengan ditargetkan pendapatan RSt Nyitdah Rp 10Mmiliar pada tahun anggaran induk tahun 2020 kemungkian dapat dipenuhi dengan prediksi kunjungan untuk mencapai pendapatan yang ditargetkan,” katanya. Dijelaskan, untuk memenuhi target tersebut, pihaknya mempredikasi jumlah kunjungan pasien terus meningkat. Untuk layanan UGD diperkirakan 75 pasien setipa hari atau setahun setara 21.600 pasien.

Sementara untuk kunjungan seluruh jenis poliklinik sebanyak 425 pasien perhari atau setara dengan 122.400 pasien setahun .”Asumsi itu bisa didapat juga dengan prediksi pasien rawat inap mencapai 80 persen dengan kewajibanan menambah 100 bed,” jelasnya.

Untuk mendukung rencana tersebut, perlu dukungan SDM, sarana, prasarana, dan Alkes serta penunjang lainnya. Untuk itu pihaknya mengusulkan pembangunan beberapa sarana-prasarana pendukung seperti gedung loundry dengan kelengkapannya, serta penyiapkan sistem pelayanan, farmasi dan penambahan tenaga dengan nilai total Rp 4, 430 Miliar lebih. “Perlu penambahan sarana-parasarana pendukung segera. Itu yang kami ajukan,” katanya lagi.

Terkait sepinya pasien dibandingkan sebelumnya, Suratmika didampingi dr. Wismabrata menjelaskan kalau hal itu terjadi karena belum ada kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Akibatnya, pasien tidak mau datang atau dirawat di RS Nyitdah dan masih memilih ke BRSU Tabanan. Sementara saat ini yang ditanggung baru sekitar 30 persen dari total biaya yang harus dikeluarkan pasien. “Dengan nanti sudah ada kerjasama dengan BPJS Kesehatan, dipastikan kunjungan akan meningkat,” pungkasnya.