Ancaman Resesi Global 2023, Bahlil Mengaku Ditarget 1400 Triliun

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia Bahlil Lahadalia saat menghadiri MUNAS HIPMI di Badung

 

PANTAUBALI.COM,Badung – Hadiri kegiatan Munas HIPMI di Tibubeneng, Kuta Utara, Sabtu (7/1/2023). Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia Bahlil Lahadalia mengatakan di tahun 2023 ekonomi Indonesia akan mengalami resesi seperti Inggris jika tidak menjaga stabilitas ekonomi.

Dalam Pertemuan tersebut Mentri Investasi Bahlil Lahadia menegaskan, mengantisifasi hal ini ” Syaratnya cuma 1 stabilitas, kalau stabilitas kita di 2023 mampu kita jaga dengan baik maka di 2023 akan baik, tapi kalau tidak kita jaga maka bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami nasib yang sama dengan Inggris, ” ucapnya.

Siapa yang pernah menduga Inggris, akibat pandemi, perang, kemudian terjadi transisi politik pergantian kepemimpinan yang begitu cepat hanya 42 hari dari Boris ke Trust membuat kebijakan yang agak sedikit tidak mendapat respon positif dari pasar keuangan.

Baca Juga:  Kementerian PPPA Gelar Munas Perempuan di Puspem Badung, Bupati Giri Prasta: Badung Siap Bangun Pusat Pendidikan Perempuan

“Maka dalam sejarah dunia pertama kali nilai tukar dollar lebih tinggi dari pada poundsterling. Dan beberapa lembaga keuangan kemudian merevisi berbagai asumsi pertumbuhan yang ada di Inggris, yang pada akhirnya untuk kembali bangkit sangatlah susah, Inggris yang begitu kuat saja bisa begitu apalagi kita Indonesia?,” cetusnya.

Bahlil kemudian menegaskan bahwa dirinya tidak bermaksud mengatakan pesimis terhadap nasib ekonomi Indonesia.

Dampak kejadian tersebut Kementeriannya sendiri ditarget untuk mendapatkan investasi sebesar 1400 Triliun oleh Presiden RI Joko Widodo. saat ini baru 1200 T yang tercapai di tahun 2022. sementara itu pihaknya mengaku akan mengumumkan pendapatan investasi secara keseluruhan pada pertengahan Januari 2023.

Saat ini pihaknya, masih fokus terhadap pemerataan investasi Indonesia di Pulau Jawa dengan di luar Jawa yang sudah terlihat mulai berimbang.

Baca Juga:  80 Pembina Pramuka Badung Ikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan

“Di luar Jawa sudah lebih besar daripada di Jawa, PMA dan PMDN pun berimbang kita harus bersyukur sekalipun di pertumbuhan ekonomi global yang belum maksimal tapi foreign direct investmen Indonesia tumbuh sekitar 25 – 30 persen,” ungkap Bahlil saat membuka Munas HIPMI di Bali, Sabtu 7 Januari 2023.

“Target kita kepada presiden itu 1400 T ini adalah syarat untuk pertumbuhan ekonomi kita diatas 5 persen karena kan devisit APBN kita sudah dibawah 3 persen yang dulunya 5 persen,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Dewan Kehormatan HIPMI ini.

Dia menegaskan bahwa pekerjaan yang ia emban tidak mudah.

Baca Juga:  Dinsos Badung Gelar Pelatihan Tata Rias untukPerempuan Rawan Sosial Ekonomi

“Ini sangat berat sekali karena krisis ekonomi global di depan mata kita tahu pandemi Covid yang masih proses pemulihan lahir lagi geo politik Ukraina-Rusia krisis pangan energi ini berdampak kemana-mana termasuk Indonesia,” cetusnya.

Meski ekonomi Indonsia itu baik tapi dalam ekonomi global katanya saat ini tidak dalam kondisi yang baik-baik saja.

Karena itu, untuk mengejar angka 1400 T, Bahlil mengaku akan fokus pada hilirisasi.

“Hilirisasi ini kata kunci saya bertanya, presiden dari Indonesia berdiri mana presiden yang berani secara masif di hilirisasi, mana presiden yang berani menantang WTO secara masif hanya pak Jokowi saya tidak mengatakan apa karena saya menterinya pak Jokowi kemudian saya cari muka nggak ini fakta kok,” pungkas dia. (PB07)