Wilayah Jatiluwih dan Sekitarnya Layak Dijadikan Kawasan Agro

TABANAN – Pantau Bali, Desa Jatiluwih Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan selama ini dikenal penghasil beras merah dan obyek wisata dengan sajian hamparan indah pesawahan dan alamnya. Sejatinya banyak potensi yang bisa digarap diwilayah tersebut. Khususnya potensi pertanian.

Salah satu potensi yang bisa digarap adalah dengan membudidayakan jambu kristal. Hal tersebut diungkapkan seorang petani budidaya jambu kristal, I Gede Made Sukayasa, Selasa (18/12/2018).

Ditemui dikebun kontrakannya di wilayah Banjar Uma Kayu, Gunungsari, Jatiluwih, pegawai pada salah satu instansi di Pemkab. Badung ini mengatakan jambu kristal adalah salah satu tanaman yang sangat cocok dengan suhu dan kondisi tanah Jatiluwih dan sekitarnya. Ia sendiri telah membudidayakan jambu kristal sejak 1,5 tahun lalu dengan mengontrak lahan seluas dua hektar.

Baca Juga:  Rakor Ops Ketupat Agung 2024, Tabanan akan Siagakan 554 Personel Gabungan dan Bangun Pos Pengamanan

“Saat ini saya sudah menanam sebanyak empat ribu pohon dan bibitnya saya datangkan langsung dari Bogor,” ungkapnya.

Sukayasa asal Desa Sekartaji, Sesandan, Tabanan ini menambahkan, adapun bibit tersebut merupakan hasil riset IPB Bogor. Bibit ini merupakan ras Taiwan dan sangat cocok dibudidayakan pada daerah daratan tinggi seperti di Jatiluwih dan sekitarnya.

Berdasarkan pengalamannya membudidayakan jambu kristal di wilayah Uma Kayu Jatiluwih, pasca penanaman tidak membutuhkan perawatan khusus. Dalam kurun waktu setahun, ia sudah melakukan panen perdana dan perpohon rata-rata menghasilkan lima kilogram.

“Puncak panennya antara bulan Februari-Maret dan panen bisa dilakukan setiap minggu karena jambu jenis ini berbuah tanpa kenal musim,” sebutnya.

Baca Juga:  DPRD Tabanan Dukung Percepatan Realisasi Data Desa Presisi

Hasil panennya ini disebutkannya tidak kekurangan pasar. Bahkan dari produk jambu kristal lokal Bali ini belum mampu memenuhi kebutuhan pasar Bali. Artinya, ini peluang besar bagi para petani disekitar Jatiluwih untuk membudidayakan jambu kristal. Terutama untuk memanfaatkan lahan-lahan tidur.

Harga jambu kristal diakuinya cukup menjanjikan.
Harga ecerannya bisa menembus angka lebih dari Rp. 20 ribu. Sementara harga ditingkat petani berkisar antara 15 sampai 17 ribu rupiah per kilogramnya.

Baca Juga:  Ketua DPRD Tabanan Apresiasi Semangat Gotong Royong Krama Desa Adat Padangan

Sukayasa sendiri menyebutkan bahwa jambu kristal ini memiliki berbagai kelebihan dibandingkan jambu jenis lainnya. Yakni tanpa biji, renyah dan mengandung banyak vitamin.

Sukayasa kemudian berharap petani disekitar Jatiluwih benar-benar memanfaatkan lahannya, terutama lahan-lahan tidur untuk diproduktifkan. Selain untuk menghijaukan alam, juga sebagai sumber ekonomi. Bahkan sangat mungkin bisa dijadikan menu wisata untuk mendukung DTW Jatiluwih. Misalnya dengan menjadi agro wisata jambu kristal. *Pantau Bali, 02