Putrayadi, Nyaleg untuk Perjuangkan Desa Adat Tidak Terkontaminasi Politik

TABANAN – Pantau Bali, Sebagai pengusaha properti, pendapatan yang masuk tentu cukup menggiurkan. Selain juga tentunya tantangan dan berbagai resiko yang harus siap dihadapi.

Meski demikian, seorang politikus muda dari Desa Sanggulan, Kediri, Tabanan justru siap membagi waktu dari kucuran deras keuntungan bisnis propertinya dengan dunia politik. Mantan kelian dinas Sanggulan ini kini sedang memasang strategi jitunya untuk bisa melenggang ke kursi DPRD Tabanan.

Ditemui dikediamannya, pemilik nama I Made Putrayadi ini mengaku sejak beberapa tahun silam sudah terjun didunia politik. Karir tertingginya saat ini, ia dipercaya sebagai sekretaris Partai Nasdem Kabupaten Tabanan.

Baca Juga:  Seniman di Desa Delod Peken Tabanan Hasilkan Cuan dari Lukisan Bakar

“Astungkara, saya dipercaya oleh induk partai sebagai caleg nomer dua pada Pileg 2019 nanti untuk Dapil Kediri-Marga,” ungkapnya.

Terkait dengan pencalegannya ini, pria kelahiran 7 Desember 1981 ini tidak memiliki target suara yang muluk-muluk. Mengingat pertarungan pada Pileg 2019 nanti diakuinya cukup berat dengan adanya sekitar 80an orang caleg pada dapilnya.

Baca Juga:  Longsor Tutup Akses Jalan di Banjar Pinge Marga

“Saya menargetkan perolehan suara cukup untuk merebut kursi sebagai anggota legislatif lima tahun kedepan,” sebutnya tanpa menyebut angka pastinya.

Untuk memenuhi target tersebut, suami Marini Susilo ini mengaku menerapkan strategi sederhana. Yakni dengan membentuk dan memperkuat kelompok suka duka yang dirintisnya dari beberapa tahun silam. Adapun program kerja kelompok suka dukanya tersebut diantaranya membantu menjembatani pelayanan kesehatan, pengurusan KTP dan beberapa program lainnya.

Baca Juga:  Tekan Inflasi, Tabanan Gelar Operasi Pasar di Sepuluh Kecamatan 

Lalu apa sebenarnya yang menjadi target perjuangannya hingga ia berani keluar dari zona nyaman sebagai pengusaha dan kini memilih turun gunung merambah dunia politik?

“Saya terpanggil untuk memperjuangjkan aspirasi masyarakat Kediri,” jelasnya.

Selain itu ia ingin berjuang agar desa adat yang merupakan benteng terakhir bagi terlestarikannya budaya Bali bisa terbebas dari kontaminasi politik. Pantau Bali, Rah