Prosesi Pecaruan dan Penyucian Kawasan DTW Tanah Lot

TABANAN – Pantaubali.com – Tepat saat Wraspati (Kamis) Kliwon Merakih 12 / September 2019, Manajemen DTW Tanah Lot menggelar prosesi Pecaruan dan Penyucian Kawasan sehubungan dengan kejadian beberapa hari lalu dimana dua orang pemancing terseret gelombang tinggi di Pantai Tanah Lot. Prosesi ini menyasar semua kawasan mulai dari mulai dari barat sampai dengan kawasan bagian timur.

Rangkaian prosesi upacara dipuput langsung oleh Jro Mangku Gede Pura Luhur Tanah Lot, Mangku Semudra. I Ketut Toya Adnyana selaku Manager operasional DTW Tanah Lot, mengatakan upacara ini diharapkan dapat memberikan kerahayuan jagat sekaligus mentralisir dan membersihkan kawasan DTW Tanah Lot dari segala unsur negatif. Karena dasar dan tujuan upacara Pecaruan ini, lanjut Toya Adnyana, untuk kembali menyucikan kawasan.

Tidak hanya di lokasi kejadian atau dibelakang Pura Enjung Galuh, upakara juga dihaturkan di sebelah Pengayatan Pura Tanah Lot karena kondisi air laut sedang pasang. “Pagi tadi kami gelar upacara Pecaruan untuk penyucian kawasan, kami lakukan di bawah atau sebelah Pengayatan, karena kondisi air pasang,” ucapnya. “Sedangkan sarana pecaruannya menggunakan caru panca sanak jangkep”, tambahnya.

Baca Juga:  Jelang Mudik Lebaran 2024, Dishub Tabanan Lakukan Ramcek Bus

Lokasi kejadian kemarin tepatnya di belakang Pura Enjung Galuh memang kerap menjadi incaran para pemancing karena lokasinya sangat strategis dan kebetulan pada hari-hari tertentu memang banyak bermunculan ikan yang mengikuti musim-musim tertentu. Padahal kawasan tersebut sudah dipasang pintu besi dan terkunci, namun kerap dibuka paksa. Pemancing pun terkadang mengabaikan keselamatan hanya untuk bisa mendapatkan lokasi strategis mendapatkan tangkapan.

“Untuk pemantauan wisatawan dari pagi sampai sore masih bisa kami lakukan dengan personil di lapangan seperti humas, recreation, lifeguard hingga pecalang, contohnya jika ada wisatawan melewati areal yang dilarang langsung kita berikan himbauan untuk selalu mematuhi aturan untuk menghindari peristiwa yang tidak kita inginkan. Tapi kalau pemancing biasanya mereka datang malam jadi tidak bisa efektif terpantau,” jelasnya.

Baca Juga:  DPRD Tabanan Dukung Percepatan Realisasi Data Desa Presisi

Namun untuk menghindari adanya kejadian serupa, pengamanan di areal berbahaya sudah kembali diperketat. Bahkan kunci sejumlah pintu larangan yang awalnya hilang karena dirusak oknum warga sudah diperbaiki kembali. “Kami hanya berharap, baik pengunjung ataupun masyarakat setempat bisa tetap mentaati aturan atau larangan untuk keselamatan masing-masing,” ujarnya.