Diskes Tabanan Catat 27 Kasus Sifilis, Didominasi Perempuan

Ilustrasi Sifilis
Ilustrasi Sifilis

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Tabanan mencatat sepanjang 2022 terdapat 27 kasus penderita sifilis. Sedangkan, pada bulan Januari hingga April 2023 ini baru ditemukan 10 kasus.

Kepala Bidang Penanganan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Tabanan, dr. I Ketut Nariana menyebutkan penderita sifilis tersebut didominasi oleh kaum perempuan.

“Data itu diketahui karena program triple eliminasi kehamilan yang pada ibu hamil,” ujarnya, Jumat (1/6/2023).

Ia menyebut, setiap ibu hamil di Kabupaten Tabanan wajib menjalani screening untuk tiga penyakit yaitu HIV, Sifilis, dan Hepatitis.

Untuk ibu hamil yang sudah menjalani screening sebanyak 4.610 orang pada tahun 2022. Sedangkan dari Januari hingga April 2023 sebanyak 1.547 ibu hamil.

Baca Juga:  Terjadi Pengeroyokan Buruh Proyek di Desa Nyambu, Satu Orang Tewas

“Pemeriksaan ini wajib, karena jenis penyakit ini sangat berdampak pada kehamilan. Selain itu, dengan adanya screening ini, maka bisa diketahui darimana asal dan sumber penyakit yang diderita,” tambahnya.

Sebagai informasi, Provinsi Bali masuk peringkat lima besar dengan kasus Sifilis terbanyak pada tahun 2022, yaitu tercatat ada 1.300 kasus.

Terpisah, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Tabanan dr. Ni Made Indah Puspasari menjelaskan, sifilis atau penyakit raja singa adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Bakteri Treponema Pallidum. Penyakit ini dapat menyerang laki-laki dan perempuan dari segala usia.

“Penularan utamanya berasal dari hubungan seksual. Selain itu, ditularkan melalui transfusi darah yang terkontaminasi dan dari ibu ke bayi yang dikandungnya,” papar dr. Indah Puspasari.

Baca Juga:  Viral Pemuda Laki-Laki Dicegat Petugas di Pos Adipura Tabanan saat Nyepi, Ternyata ini Alasannya 

Ia menyebut, penyakit Sifilis ini masih bisa diobati apabila pasien menjalani pengobatan lebih dini dan tidak putus. Pengobatannya bisa dengan injeksi antibiotika, atau tablet antibiotika.

“Pengobatan injeksi antibiotika dilakukan selama tiga minggu berturut-turut. Sedangkan pengobatan dengan tablet antibiotika diminum selama satu bulan,” jelasnya. (ana)