Harga Kopi Robusta Tabanan Naik 24 % Setiap Tahun

Seorang petani sedang memetik buah kopi.
Seorang petani sedang memetik buah kopi.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan mencatat harga kopi robusta mengalami kenaikan 24 persen selama tiga tahun terakhir sejak 2020.

Di tahun 2020 harga kopi Rp24.000 per kilogram kemudian naik pada tahun berikutnya menjadi Rp29.000 dan pada 2021 mencapai Rp37.000.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, Made Subagia mengatakan, kenaikan harga kopi robusta dipicu menurunnya produksi sejak 2020.

“Selain produksi kopi yang menurun karena tingginya curah hujan, fluktuasi harga di pasaran juga membawa dampak pada kenaikan harga komoditas ini,” kata Made Subagia.

Menurutnya, penurunan produksi kopi pada 2022 disebabkan curah hujan tinggi sehingga memengaruhi kondisi tanah.

Baca Juga:  Berantas Stunting, Bunda Paud Tabanan Gencarkan Pemberian PMT dan APE untuk Anak Usia Dini

“Pemeriksaan secara sampling perkebunan kopi di Kecamatan Pupuan memang ada beberapa lahan yang kadar PH-nya asam,  mencapai 5 sampai 5,5,” ujar Subagia.

Penurunan produksi juga berdampak pada lesunya aktivitas ekspor kopi robusta Tabanan.

“Presentase ekspor selama pandemi Covid-19 masih ada, tapi saat ini ekspor kopi sudah tidak ada lagi karena kualitasnya turun,”ungkapnya.

 

Ia menambahkan, luas lahan kopi di Tabanan mencapai 9.584,87 hektar dengan produksi mencapai 5.327,27 ton pada 2022. Sedangkan di tahun sebelumnya 5.589,12 ton. (agn)

Baca Juga:  PDIP Tabanan Usulkan Koster-Ace dan Koster-Giri dalam Pilgub Bali 2024

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan mencatat harga kopi robusta mengalami kenaikan 24 persen selama tiga tahun terakhir sejak 2020.

 

Di tahun 2020 harga kopi Rp24.000 per kilogram kemudian naik pada tahun berikutnya menjadi Rp29.000 dan pada 2021 mencapai Rp37.000.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, Made Subagia mengatakan, kenaikan harga kopi robusta dipicu menurunnya produksi sejak 2020.

“Selain produksi kopi yang menurun karena tingginya curah hujan, fluktuasi harga di pasaran juga membawa dampak pada kenaikan harga komoditas ini,” kata Made Subagia.

Menurutnya, penurunan produksi kopi pada 2022 disebabkan curah hujan tinggi sehingga memengaruhi kondisi tanah.

Baca Juga:  Aksi Pencurian Gabah di Desa Gubug Terekam CCTV, Polisi Selidiki Pelaku

“Pemeriksaan secara sampling perkebunan kopi di Kecamatan Pupuan memang ada beberapa lahan yang kadar PH-nya asam,  mencapai 5 sampai 5,5,” ujar Subagia.

 

Penurunan produksi juga berdampak pada lesunya aktivitas ekspor kopi robusta Tabanan.

“Presentase ekspor selama pandemi Covid-19 masih ada, tapi saat ini ekspor kopi sudah tidak ada lagi karena kualitasnya turun,”ungkapnya.

Ia menambahkan, luas lahan kopi di Tabanan mencapai 9.584,87 hektar dengan produksi mencapai 5.327,27 ton pada 2022. Sedangkan di tahun sebelumnya 5.589,12 ton. (agn)